ANALISIS
PUISI “SANG PAHLAWAN KEHIDUPAN” KARYA
RELA SOFITA
Disusun
Oleh :
1.
Tri
Rusyandi 2009112079
Kelas/Semester
: 6b/6
Mata
Kuliah : Menulis Karya Sastra
Program
Studi : Bahasa dan Sastra
Indonesia
Dosen
Pengasuh : M. Nasir, M.Pd.
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Analisis puisi “Sang Pahlwan
Kehidupan” karya Rela Sofita”.
Penulisan
makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah menulis karya sastra.
Dalam
Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
ANALISIS PUISI “SANG PAHLAWAN
KEHIDUPAN” KARYA RELA SOFITA
A.
Puisi
“Sang Pahlawan Kehidupan”
SANG PAHLAWAN KEHIDUPAN
Namamu lambang kecerdasan
Namamu membunuh
kebodohan
Betapa hebatnya
kau
Tak ada yang
menandingimu
Kau berdiri
ditengah penjuru
Kau besar dengan
nama itu
Jangan pernah
kau bosan jadi haluan panutan
Semangatmu
menjadi penghidupan
Untuk kami
menjalani kehidupan
Lelah dirimu tak
kau risaukan
Hiruk pikuk
kehidupan mengharu biru
Itu jasa tentang
pengabdian
Bukan jasa
tentang perekonomian
Sungguh berarti
dirimu
Kau buka mata
ini dengan ilmu
Kau sentuh hati
ini dengan kasih sayang
Terima kasih
untuk sabarmu
Terima kasih
untuk waktumu
Guruku……..
Hanya doa yang
bisa kuberi
Semoga bahagia
selalu hidupmu
Terimakasih
untukmu
Sang pahlawan
kehidupan
B.
Analisis
Puisi “Sang Pahlawan Kehidupan”
1.
Struktur
Batin Puisi (Hakikat Puisi)
a.
Tema
Dalam
sebuah puisi tentunya sang penyair ingin mengemukakan sesuatu hal untuk
penikmat puisinya. Dalam puisi “Sang Pahlawan Kehidupan” ini tema yang diusung
adalah tentang tema kemanusiaan, tema tentang pahlwan tanda jasa.
Berikut
kutipan tema dari puisi “Sang Pahlawan Kehidupan”.
“Guruku”
terletak pada bait kelima baris ketiga.
“lambing kecerdasan dan
lambing kebodohan” terletak pada bait pertama baris kesatu
dan kedua.
Dari
kutipan di atas jelas bahwa tema tersebut menceritakan tentang seorang guru
yang dengan giat memberikan ilmu kepada muridnya.
b.
Perasaan
Penyair (felling)
Perasaan
(felling) merupakan sikap penyair
terhadap pokok persoalan yang ditampilkannya. Felling dari puisi “ Sang
Pahlawan Kehidupan” ini adalah tentang ungkapan rasa kagum terhadap guru.
Seperti dalam kutipan berikut ini yang terletak pada bait keempat baris kesatu
sampai keempat.
“Bukan jasa tentang
perekonomian
Sungguh berarti dirimu
Kau buka mata ini
dengan ilmu
Kau sentuh hati ini
dengan kasih saying”
Dari
kutipan tersebut penyair ingin mengungkapkan rasa kagum yang mendalam terhadap
sosok seorang guru.
c.
Nada
atau Suasana
Nada
merupakan sikap penyair terhadap pembacanya atau dengan kata lain sikap penyair
dengan penikmat karya sastraya. Sikap penyair terhadap pembacanya yang
diungkapkan dalam puisi ini adalah sikap dengan perasaan senang, gembira dengan
perjuangan seorang guru. Seperti dalam kutipan yang terletak pada bait kelima
baris kesatu dan kedua.
“Terima kasih untuk
sabarmu
Terima kasih untuk
waktumu”.
Dari kutipan tersebut jelas bahwa penyair
mengungkapkan perasaan senang yang ingin diungkapkan kepada penikmat karyanya.
d.
Amanat
Amanat
dalam puisi “Sang Pahlawan Kehidupan” adalah tentang perjuangan seorang guru
yang dengan tekun memberikan waktu dan kesempatannya untuk memberikan ilmu
kepada muridnya agar menjadi yang lebih baik. Seperti dalam kutipan berikut
ini.
“untuk
kami menjalani kehidupan” terletak pada bait ketiga baris pertama.
“hiruk
pikuk kehidupan mengharu biru
Itu
jasa tentang pengabdian” terletak pada bait ketiga baris ketiga dan
keempat.
2.
Struktur
Fisik Puisi (Metode Puisi)
a.
Diksi
atau Pilihan Kata
Salah
satu hal yang ditonjolkan dalam puisi adalah pilhan katanya. Dalam puisi “Sang
Pahlawan Kehidupan” diksinya antara lain sebagai berikut.
·
Terletak pada bait ke-2 baris pertama “kau berdiri di tengah penjuru” yang
bermakna guru bisa memberikan ilmu kepada siapa saja.
·
Terletak pada bait ke-2 baris ketiga
“haluan panutan” yang bermakna dapat member contoh teladan terhadap orang lain.
·
Terletak pada bait ke-4 baris kesatu
“tentang perekonomian” yang bermakna bahwa guru bukanlah seorang yang mencari
imbalan tetapi hanya ingin memberikan ilmu yang bermanfaat.
b.
Imajinasi
Dalam
puisi ini penyair ingin memberikan pengalamannya yang diungkapkan dalam
puisinya yang berupa imajinasi. Imajinasi yang ingin diungkapkan oleh penyair
dalam puisi ini adalah imajinasi visual yang berarti pembaca seolah-olah
seperti melihat sendiri apa yang dikemukakan atau diceritakan oleh penyair.
Seperti dalam kutipan berikut ini yang terletak pada bait ke-1 baris pertama dan
kedua.
“Namamu lambing kecedasan
Namamu membunuh
kebodohan”
Dari kutipan tersebut pembaca
seolah-olah sudah bisa membayangkan bahwa seorang guru adalah sosok yang
memberikan kecerdasan dan memberantas kebodohan. Hal tersebut sudah dapat kita
alami dalam kehidupan sehari-hari.
c.
Kata
Konkret
Dengan
adanya kata konkret atau daya bayang dalam sebuah puisi dapat memberikan arahan
pada suatu pengertian yang menyeluruh. Dalam puisi ini kata konkret terletak
pada bait ke-2 barir ketiga dan keempat.
“Jangan pernah kau
bosan jadi haluan panutan
Semangatmu menjadi
penghidupan”
Kutipan
tersebut menyatakan bahwa seorang guru adalah seorang yang tekun dan semangatnya tidak akan pernah surut dan
akan terus berjalan.
d.
Majas
atau Bahasa Figuratif
Bahasa
figuratif menjadikan puisi memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Puisi
“Sang Pahlawan Kehidupan” menggunakan majas atau bahasa figuratif
perbandingan/perumpamaan (simile), yang terletak pada bait ke-2 baris pertama.
“Kau berdiri di tengah
penjuru”
Kutipan
tersebut seakan-akan guru adalah sebuah tonggak yang dengan kokoh menancap di
tengah penjuru mata angin.
e.
Versifikasi
Versifikasi
terdiri dari rima, ritma dan metrum.
1.
Rima
Rima
adalah pengulangan bunyi yang membentuk musikalisasi atau orkestrasi sehingga
puisi menjadi menarik untuk dibaca.
a.
Berdasarkan
Bunyinya
Berdasarkan
bunyinya rima dalam puisi tersebut menggunakan rima asonansi yang menggunakan
perulangan bunyi vokal dalam satu kata.seperti dalam kutipan berikut ini.
·
“Namamu
lambang kecerdasan”
(bait ke-1 baris pertama)
·
“Namamu
membunuh kebodohan”
(bait ke-1 baris kedua)
b.
Berdasarkan
Letaknya
Berdasarkan
letaknya puisi tersebut menggunakan rima depan, rima tengah, rima akhir, rima
tegak dan rima datar.
·
Rima Depan
“Namamu
lambang Kecerdasan
Namamu membunuh kebodohan”
(bait ke-1 baris pertama dan kedua).
“Terima
kasih untuk sabarmu
Terima
kasih
untuk waktumu” (bait ke-5 baris pertama dan kedua).
·
Rima Tengah
“Terima
kasih untuk sabarmu
Terima
kasih untuk waktumu (bait ke-5 baris pertama dan
kedua).
·
Rima Akhir
Tidak terdapat rima
akhir dalam puisi “Sang Pahlawan Kehidupan”.
·
Rima Tegak
Tidak terdapat rima
tegak dalam puisi “Sang Pahlawan Kehidupan”.
·
Rima Datar
Tidak terdapat rima
datar dalam puisi “Sang Pahlawan Kehidupan”.
c.
Berdasarkan
Letaknya dalam Bait Puisi
Berdasasarkan
letak dalam bait puisi. Puisi “Sang Pahlawan Kehidupan” menggunakan rima
berangkai, rima berselang dan rima patah.
·
Rima Berangkai
“Namamu
lambang kecerdasan
Namamu membunuh
kebodohan
Betapa
hebatnya kau
Tak ada yang
menandingimu” (bait ke-1 baris pertama sampai
keempat, dengan struktur a-a-b-b)
“Kau
berdiri ditengah penjuru
Kau
besar dengan nama itu
Jangan
pernah kau bosan jadi haluan panutan
Semangatmu menjadi
penghidupan” (bait ke-2 baris pertama sampai
keempat, dengan struktur a-a-b-b).
·
Rima Berselang
“Bukan
jasa tentang perekonomian
Sungguh
berarti dirimu
Kau
buka mata ini dengan ilmu
Kau
sentuh hati ini dengan kasih sayang” (bait ke-4
baris pertama sampai keempat, dengan struktur c-d-e-f).
“Terima
kasih untuk sabarmu
Terima
kasih untuk waktumu
Guruku……..
Hanya
doa yang bisa kuberi
Semoga
bahagia selalu hidupmu
Terimakasih
untukmu
Sang
pahlawan kehidupan” (bait ke-5 baris pertama sampai
ketujuh, dengan struktur c-d-e-f).
·
Rima Patah
“Untuk
kami menjalani kehidupan
Lelah
dirimu tak kau risaukan
Hiruk
pikuk kehidupan mengharu biru
Itu
jasa tentang pengabdian” (bait ke-3 baris
pertama sampai keempat, dengan struktur a-b-a-a).
2.
Ritma
Dalam
puisi ini menggunakan ritma adante dan ritma alegro.
a.
Ritma
Adante
“Namamu
lambang kecerdasan
Namamu
membunuh kebodohan”
(bait ke-1 baris pertama dan kedua).
b.
Ritma
Alegro
“Sang
pahlawan kehidupan”(bait ke-5 baris
ketujuh).
3.
Metrum
Dalam
puisi ini, penyair menggunakan metrum dengan nada lemah seperti dalam kutipan
berikut ini.
“Terima
kasih untuk sabarmu
Terima
kasih untuk waktumu” (bait ke-5 baris pertama dan kedua).
f.
Tipografi
Tipografi
atau perwajahan dalam puisi “Sang Pahlawan Kehidupan” menggunakan susunan kata
rata tengah yang mengambarkan ketegaran dan kesabaran seorang guru yang ingin
menjadikan bangsa ini menjadi lebih baik.
KESIMPULAN
Puisi adalah salah satu karya sastra
yang sangat menarik dan dapat memberikan kesenangan tersendiri bagi
penikmatnya. Puisi dapat memberikan masukan, kritikan, maupun pengarah hidup
yang dapat kita jadikan acuan dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi dari
menganalisis puisi itu sendiri adalah sebagai bahan pertimbangan apakah puisi
tersebut layak atau tidak maupun untuk mengetahui maksud dari puisi tersebut.
Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, cintailah puisi-puisi karya
sastrawan-sastrawan asli dari Indonesia.